Jumat, 22 November 2013

Penanggulangan Polusi Cahaya


Cara Menanggulangi Polusi Cahaya

Terdapat beberapa kelompok yang berusaha mencegah polusi cahaya. Polusi cahaya pertama kali dimasukan ke dalam berita tahun 1964, ketika sebuah observatorium pindah untuk menghindari polusi cahaya. Namun, polusi cahaya tidak diperhatikan hingga 6 Juni 2002, ketika Ceko mengsahkan undang-undang polusi cahaya pertama di dunia. Setelah itu polusi cahaya pelan-pelan mulai dianggap sebagai masalah publik.

Upaya penanggulangan dalam menurunkan polusi cahaya ini bisa dilakukan dengan meyakinkan masyarakat untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Contohnya, dengan meyakinkan mereka bahwa pencahayaan yang tepat adalah dengan menggunakannya di tempat dan saat yang memang diperlukan. Cara ini akan mengurangi polusi cahaya, emisi karbon, dan pada saat yang sama, menghemat pengeluaran. Menanam pohon juga perlu dilakukan hal ini bisa mengurangi cahaya yang terpancar ke langit sehingga langit tetap gelap.

Upaya yang lain adalah dengan cara menggunakan lampu seefektif mungkin dan memakai lampu yang tepat, seperti menggunakan lampu yang bertudung di jalan-jalan sehingga cahayanya tidak menyebar kemana-mana, jangan lupa memakai lampu yang hemat energi. Lampu yang terpasang di luar ruangan diatur agar tidak memancar ke arah langit.

Atau menghindari penggunaan lampu natrium berwarna kuning, karena lampu itu bisa mengganggu pengamatan astronomi. Yang terpenting jangan gunakan lampu jika tidak diperlukan. Mengurangi polusi cahaya dengan cara mematikan lampu saat tak diperlukan dan membatasi pengadaan lampu dalam jumlah yang tak diperlukan juga akan mengurangi energi listrik. Ini berarti juga ikut menanggulangi dampak perubahan iklim.

Penanggulangan Pencemaran Bunyi



Cara Menanggulangi Pencemaran Bunyi/Suara

1.      Penggunaa alat peredam suara
Ada berbagai cara untuk mengurangi pencemaran suara, salah satunya  adalah penggunaan alat peredam suara, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan  memakai bahan-bahan peredam. Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi. Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising.

Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan  industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik. Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upaya mengurangi polusi suara.

 2.      Pendidikan
Melalui pendidikan dapat memberikan kesadaran serta membentuk sikap positif terhadap alam sekiar terutama dari hal-hal yang sangat kecil. Melalui pendidikan mereka dapat mengetahui berbagai pencemaran alam dari segi efek-efek negative terhadap lingkungan dan manusia.

3.      Tanggung jawab bersama
Pemerintah harus berperan dalam membuat hukum untuk melindungi alam sekitar. Pengawasan  oleh pejabat lingkungan perlu ditingkatkan. Pengusaha pabrik harus mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk pencemaran dan dampaknya terhadap lingkungan sebelum memulai operasi pabriknya. Sehingga pemilik pabrik dapat memasang alat peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir. Terutama untuk pabrik kendaran, Pabrik kendaraan perlu memikirkan produksi kendaraan yang mesinnya lebih senyap dan ramah lingkungan.
Selain itu, masyarakat juga harus memperhatikan alat-alat yang dapat menimbulkan kebisingan. karena delapan puluh persen penyebab pencemaran suara ini datangnya dari manusia sendiri. Terutama peralatan rumah tangga, seperti tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar.

4.      Pameran dan kampanye lingkungan
Mengadakan pameran  secara berkala disetiap daerah tertentu tentu perlu dilakukan dengan mendistribusikan brosur tenteng penyebab dan dampak pencemaran suara terhadap lingkungan dan manusia. Selain itu, pemerintah perlu menunjukkan slide terkait pencemaran suara agar dapat menyadarkan masyarakat dan mengajar masyarakat untuk melindungi lingkungan.

5.      Melalui media massa
Penyiaran masalah terkait lingkungan agar masyarakat peka dan berhati-hati untuk melindungi lingkungan dari pencemaran. Di samping itu juga pihak media massa juga harus selalu meng-uptade informasi tentang lingkungan terutama masalah pencemaran.

Polusi Cahaya




DAMPAK DARI POLUSI CAHAYA

1.DAMPAK PADA PENELITIAN ASTRONOMI

Langit yang terkena polusi cahaya akan nampak terang sehingga bintang - bintang atau benda - benda langit lain yang seharusnya bisa terlihat menjadi tidak terlihat. Sekarang Komplek Observatorium Bosscha di Lembang mengalami masalah dalam melaksanakan tugasnya melakukan pengamatan bintang. Hal ini dikarenakan oleh cahaya-cahaya lampu yang berasal dari kota Bandung dan desa kecil Lembang. Bintang menjadi tampak berkedip cepat berkas cahayanya, hal ini menandakan turunya kualitas cahaya pada suatu waktu

2.DAMPAK PADA HEWAN

Kita semua pasti pernah melihat berbagai jenis serangga yang menggeromboli sekitar lampu jalan. Ketika melihat mereka, kita mungkin hanya berfikir bahwa memang serangga tertarik dengan lampu, tapi pada kenyataannya, serangga lebih dari sekedar tertarik melainkan sebuah obsesi. Serangga yang terbang di sekitar lampu bersama dengan serangga lainnya lama kelamaan akan kelelahan, buta, atau bahkan mati terpanggang karena kepanasan. Sebuah studi di Amerika menemukan bahwarata-rata setiap lampu jalan di malam hari bisa membunuh sekitar 150 serangga. Jikasatu tahun berarti sekitar 54.750 serangga dibunuh oleh sebuah lampu. Bayangkanseandainya ada 50 buah lampu dalam satu kompleks, berarti ada 2.737.500 ekor serangga yang terbunuh dalam satu tahun.

Bagaimana pula jika kita hitung juga lampu di seluruh kota, seluruh negara, dan sampai seluruh dunia, pasti akan ratusan juta serangga yang mati. Kita mungkin berpikir semakin bagus semakin banyak serangga yang mati sehingga semakin sedikit yang mengganggu kita, tapi bagi penghuni bumi yang lain seperti burung, kelelawar, reptil dan katak mungkin akan berpikiran lain

Pada saat sekarang ini, cahaya benda-benda langit semakin kalah dan redup dengan semakin terangnya cahaya buatan dari perkotaan. (Anonim, 2010)Cahaya buatan dari gedung-gedung pencakar langit telah mengecoh penginderaan burung-burung sehingga banyak burung yang mati menabrak dinding ataupun kaca gedung tersebut, hal ini terjadi di Toronto, lebih dari 1000 ekor dari 89spesies mati hanya dalam kurun waktu 3 bulan.Penyu yang hendak bertelur yang biasanya mencari pantai gelap semakin sulit mencari tempat yang tepat akibat pemukiman di pinggir pantai

Burung-burung dalam keluarga blackbird dan Bulbul di Amerika berkicau pada jam-jam yang tidak tepat akibat cahaya artifisial. Burung-burung di kilangminyak lepas pantai terpikat oleh lampu sorot, hingga mereka berputar-putar hingga elelahan dan mati. Populasi Angsa bewick yang menghabiskan musim panas di Inggris menjadi gemuk lebih cepat, mendorong mereka migrasi ke siberia lebih awal. Jumlah spesies kelelawar juga mulai berkurang akibat lampu lampu berlebihan yang sangat terang. Tumbuhan yang mekar pada malam haripun ikut terganggu aktivitas penyerbukannya. Karena suasana terlalu terang, kupu-kupu menjadi terganggu untuk melakukan penyerbukan. Hal ini sudah jelas bahwa polusi udara menyebabkan ekosistem ikut terganggu.
Kehidupan bawah airpun ternyata ikut terganggu juga dengan adanya polusicahaya. Menurut penelitian, cahaya buatan pada malam hari dapat menurunkan tingkat kualitas air di danau. Dengan menurunnya kualitas air, maka banyak vitoplankton dan zooplankton yang mati. Hal ini menyebabkan ikan-ikan kehilangan makanannya. Jika sudah begitu, rantai makanan akan terganggu. Ikan-ikan akan semakin berkurang populasinya, dan hasil tangkapan nelayanpun akan ikut berkurang. Dengan begini tentu semua pihak akan ikut dirugikan.



3.DAMPAK PADA MANUSIA

Terangnya cahaya malam membuat siklus hormon dalam manusia menjadi sedikit berubah, dan perubahan ini memberi kontribusi yang sangat besar terhadap kesehatan dan psikologi manusia. Menurut penelitian di Eropa menunjukkan bahwa ada kaitan antara wanita yang berada di lingkungan berpolusi cahaya dengan kanker payudara. Selain itu masih banyak hal - hal lain yang masih diteliti dampaknya.Ketika kita tidur, tubuh kita menghasilkan hormon Melatonin. Hormon ini banyak manfaatnya, diantaranya untuk mengatur jam tidur dan mencegah stress. Namun, pembentukan hormon ini terhambat dengan adanya cahaya. Jadi, dianjurkan untuk mematikan lampu saat tidur biar sehat dan tidak gampang stress.

Polusi cahaya adalah suatu polusi yang poluttannya (unsur penyebab polusi) bukan berupa partikel-partikel tapi berbentuk cahaya. Cahaya di sini dalam artian cahaya yang berlebihan. Seperti halnya polusi udara timbul karena udara yang berlebihan dan kotor. Polusi cahaya juga timbul karena adanya cahaya yang berlebihan atau tidak efisien dan tidak terkontrol. Tidak efisien dan tidak terkontrol, berarti penggunaannya tidak efektif dantidak sesuai dengan kebutuhan. Seperti penerangan lampu yang cahayanya tidak mengarah ke arah yang tepat sesuai dengan kebutuhan, dengan kata lain mengarah kearea yang tidak perlu. Contoh penerangan permukaan yang mengarah ke langit,tembok dan lain-lain. Biasanya faktor-faktor yang bisa menimbulkan polusi cahaya berupa jenis lampu serta wadah lampu yang digunakan, arah penyinaran, serta titik-titik pencahayaan yang tidak perlu/tidak efektif. Perlu juga kita ketahui beberapa hal penting yang berkaitan dengan polusi cahaya. Dimana jika terus dibiarkan akan berdampak kepada lingkungan dengan terputusnya mata rantai pada siklus ekologi.Yaitu akan membuat matinya burung-burung migran serta fauna malam lainnya. Burung-burung tersebut mati karena benturan terhadap kaca-kaca gedung pencakar langit dengan pancaran cahaya-nya yang berlebihan. Selain itu sudah sangat jelas bahwa penggunaan cahaya yang berlebihan akan berakibat terhadap borosnya energi yang terpakai.

Pencemaran Bunyi







Pencemaran bunyi (bunyi persekitaran) merupakan bunyi hasil dari mesin, hewan dan manusia yang mengganggu aktivitas atau keseimbangan kehidupan manusia atau hewan.

Polusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya.

Sebab-Sebab Pencemaran Bunyi/Suara
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Sifat polutan adalah

1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.

Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan. Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :

1. Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.

2. Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.

3. Pergerakan udara, gas dan cairan
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.

Sebagai contoh beberapa bunyi/suara yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah
1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB
2. Suara kereta api / krl = 95 dB
3. Mesin motor 5 pk = 104 dB
4. Suara petir = 120 dB
5. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB

Dampak dari Pencemaran Bunyi/Suara

Tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :

1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.

2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yangkronis.

3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan.

Pencemaran bunyi dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya performan kerja, stres dan kelelahan. Lebih rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut:

1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit. 2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.

3. Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang.

4. Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.

5. Efek pada pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.



Minggu, 17 November 2013

Polusi Udara Akibat Kebakaran Hutan

Pencemaran udara yang disebabkan dari kebakaran hutan, yang mendapatkan beberapa dampak yang sangat merugikan bagi seluruh makluk hidup yang ada disekitarnya. Dapat manggangu kesehatan, estetika, kenyaman maupun merusak properti. Penyebab kebakaran hutan sebagian dari kegiatan manusia yang tidak bertanggung jawab, maupun dari keadaan alam yang bisa menyebabkan kebakaran hutan yang menjadikan polusi diudara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,regional,maupun global.
Salah satu penyebab polusi udara di Indonesia saat ini adalah seringnya terjadi kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang sering terjadi adalah di hutan-hutan. Kebakaran hutan merupakan bencana yang setiap tahun terus terjadi. Kebakaran hutan skala besar adalah fenomena yang menjadi sebuah kecenderungan yang rutin dalam 20 tahun terakhir.

 
Kebakaran hutan akibatkan polusi udara yang dimana penulisan ini bertujuan untuk pengetahuan dan penelitian seputar pencemaran udara. Karena memberikan banyak dampak buruk terhadap makluk hidup sekitar hutan. Menggunakan metode pustaka dari beberapa sumber yang mendukung penulisan ini. Maksud penulisan ini hanya sebagai pengembangan dan sebagai peringatan dalam melestarikan hutan agar tidak terbakar kembali yang mengakibatkan polusi uadara. Sebab sangat merugikan banyak pihak yang ada disekitarnya.
Polusi adalah masuknya makluk hidup, zat energi, atau komponen lain dalam lingkungan atau perubahan tatatnan lingkungan oleh kegiatan manusia.Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya, gas H2S, Gas CO, CO 2’ dan batu bara.Sebab itu sangatlah merugikan bagi semuannya. 
Sumber polusi udara dibagi menjadi dua yaitu pencemaran primer dan pencemaran sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di  atmosfer. Pembentukan  ozon  dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Beberapa bahan polutan yang mencemari udara diantaranya bahan polutan primer diantaranyad adalah bahan primer seperti hidrokarbon dan oksida, adalah bahan polutan primer, karbon dioksida, senyawa sulpur oksida, senyawa nitrogen oksida dan dioksida. Adapun polutan bentuk partikel berupa asap karbon yang sangat halus bercampur debu dari proses pemecahan suatu bahan.
Polusi udara melanda di kota-kota sekitar hutan. Kebakaran hutan berakibat pada pencemaran udara oleh debu, gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain. Dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia.Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala penyakit. 
  1. Modifasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraseluler seperti enzim bekerja pada tubuh.
  2. Komponen biologis menginduksi inflamasi (peradangan) dan gangguan system imunitas.
  3. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor mengatur kerja jantung dan saluran napas.
  4. Efek adjuvant terhadap sistem imunitas tubuh.
  5. Efek procoagulant dapat mengganggu sirkulassi darah dan penyebaran polutan ke seluruh tubuh.
  6. Menurunnya sistem pertahanan tubuh normal.
  7. Terjadinya radang pada paru-paru
  8. Terbentuk radikal bebas
Namun sebagian besar polusi udara terfokuskan pada efek akibat terhirup melalui saluran pernapassan mengingat saluran napas merupan pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh. 
Sumber akibat polusi udara dari kebakaran hutan merupakan kejadian alami, hal ini mengakibatkan dampak yang sangat buruk bagi seluruh makluk hidup yag ada disekitarnya. Pencemaran udara terbagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Sebagai contoh salah satu senyawa yang aktif dalam polusi udara yaitu karbon monoksida. Polusi udara juga berdampak bagi kesehatan makluk hidup diantaranya manusia maupun hewan yang terdapat di hutan tersebut. Hingga saat ini di Indonesia sering mengalami kebakaran hutan yang mengakibatkan polusi udara yang ditimbulkannya.
Cara menanggulagi pencemaran udara akibat kebakaran hutan:
  • Penghijauan dan reboisasi atau penanaman kembali pohon-pohon
  • Menghentikan pembakaran hutan secara terus-menerus
  • Membentuk gerakkan penghijauaan secara berkalah
  • Melakukan tebang pilih secara teratur
  • Jangan melakukan tindakan yang bisa merugikan seperti hutan terbakar yang dilekukan secara sengaja.
 
Dari hal itu kita dapat disimpulkan bahwa polusi udara yang disebabkan oleh terbakarnya hutan sangatlah berpengaruh semuanya, seperti kesehatan yang menjadi salah satu mendapatkan dampak buruk. Hewan dan tumbuh-tumbuhan semua terbakar dan tidak dapat diperbaharui lagi.
Untuk itu kita bekerja sama dengan pemerintah untuk mengalakkan gerakkan untuk melindungi hutan yang ada di Indonesia ini dengan cara penghijauan,reboisasi dan lai sebagainya untuk pelestarian hutan agar tidak terbakar lagi, jika terjadi hal tersebut mendapatkan resiko yang sangat berat dan sangat buruk bagi kehidupan.

Pencemaran Lingkungan Akibat Dari Pembangunan Industri

  1. Masalah Lingkungan Dalam Pembangunan Industri.
       Pembangunan di sektor dunia Industri merupakan cara yang tepat dalam menaggulangi masalah pengangguran dan kemiskinan. Melalui pembangunan proyek industri pemerintah dan para pengusaha mampu mempekerjakan rakyat yang memiliki potensi baik. Hal ini juga dapat meningkatan perekonomian negara karena dengan proyek industri maka negara dapat mengurangi barang-barang import. Dunia Industri juga dapat mengajarkan dan mendidik bangsa agar menjadi bangsa yang produktif, inovatif dan kreatif sehingga dalam beberapa tahun bangsa kita bisa menghilangkan sifat konsumtif.
          Meskipun memiliki dampak positif yang besar bagi bangsa dan negara namun pembangunan proyek industri sering kali menyebabkan kasus-kasus pencemaran yang jelas-jelas merusak lingkungan. Banyak proyek-proyek pembangunan industri maupun kegiatan produksi yang ada didalamnya tidak memenuhi dan menaati kaidah lingkungan hidup. Sehingga lingkungan sekitar pabrik industri mengalami pencemaran tanah, air dan udara. Hal ini tentu saja mengakibatkan gangguan kesehatan bagi masyarakat sekitar pabrik. Banyak penyakit-penyakit kulit, gangguan pernapasan dan gangguan pencernaan yang menyerang warga sekitar.
          Kasus pencemaran lingkungan akibat industri perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Walaupun sudah ditetapkannya peraturan perundangan tentang hal ini namun masih banyak saja para pengawas dan pelaksana peraturan yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Mereka dengan mudah menerima uang suapan dan membiarkan pabrik-pabrik yang membuang limbahnya ke daerah pemukiman warga.
          Kasus pencemaran udara yang terjadi akibat industri diakibatkan oleh pembuangan gas pembakaran mesin diesel dan gas sisa produksi yang dibuang melalui cerobong asap, namun dalam kasus ini cerobong asap yang dipergunakan sebagai saluran pembuangan sekaligus penyaringan udara sisa sebelum dibuang tidak memiliki spesifikasi yang baik dalam mengurangi polusi. Selain itu ketinggian dan kemiringan cerobong asap juga harus ideal sehingga udara sisa yang dibuang tidak mengenai lingkunngan tempat tinggal warga.
          Berbeda dengan kasus pencemaran udara, pencemaran air dan tanah dipengaruhi oleh pembuangan limbah yang dibuang ke sungai atau saluran air warga. Pencemaran ini diakibatkan juga oleh pengolahan dan sterilisasi limbah yang kurang baik sehinngga limbah yang dibuang ke sungai masih menggandung bahan-bahan logam maupun organik yang berbahaya. Bahan-bahan ini bukan hanya menggangu kesehatan warga namun juga dapat menganggu populasi hewan dan tumbuhan air serta dapat menyebabkan mutasi.
          B. Keracunan Bahan Organis Pada Industrilisasi.
          Pada pembangunan industri sering menggunakan bahan-bahan kimia dalam proses produksi. Bahan-bahan kimia ini sering sekali mengakibatkan keracunan bagi orang yang tidak sengaja mengenainya. Bahan-bahan kimia tersebut antara lain HCl, H2S H2SO4, HNO3. Bahan tersebut biasa digunakan dalam melarutkan cat, vernis, lemak, oli dan karet. Bahan-bahan diatas ada yang bersifat basa dan asam. Umunya bahan-bahan ini sering mengakibatkan gangguan pernapasan dan iritasi pada kulit karena sifat asam yang terkandung dalam bahan tersebut.
          Jika limbah dari bahan-bahan korosif tersebut mencemari lingkungan dan tidak sengaja dikonsumsi warga maka dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kerusakan jaringan kulit, mata dan organ tubuh terutama hati dan ginjal. Bahan- bahan tersebut juga dapat mengakibatkan kebutaan dan hilangnya kesadaran atau pingsan bila terkena dalam jumlah yang banyak dan jangka waktu yang sedikit. Maka dari itu kita perlu mengolah bahan-bahan berbahaya tersebut dengan bijak agar tidak membahayakan lingkungan sekitar.

Pencemaran Air Laut karena Limbah Industri Minyak


Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan minyak pada kapal laut. Limbah minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3), karena sifatnya, konsentrasi maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.

Pada umumnya, pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya peledakan (blow aut) di sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan semburan minyak ke lokasi sekitar laut, sehingga menimbulkan pencemaran. Contohnya, ledakan anjungan minyak yang terjadi di teluk meksiko sekitar 80 kilometer dari Pantai Louisiana pada 22 April 2010. Pencemaran laut yang diakibatkan oleh pengeboran minyak di lepas pantai itu dikelola perusahaan minyak British Petroleum (BP). Ledakan itu memompa minyak mentah 8.000 barel atau 336.000 galon minyak ke perairan di sekitarnya.
Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera akan mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Diantara proses tersebut adalah membentuk lapisan (slick formation), menyebar (dissolution), menguap (evaporation), polimerasi (polymerization), emulsifikasi (emulsification), emulsi air dalam minyak ( water in oil emulsions ), emulsi minyak dalam air (oil in water emulsions), foto oksida, biodegradasi mikorba, sedimentasi, dicerna oleh plankton dan bentukan gumpalan.

Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak tersebut digerakkan oleh pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya gravitasi dan tegangan permukaan. Beberapa hidrokarbon minyak bersifat mudah menguap, dan cepat menguap. Proses penyebaran minyak akan menyebarkan lapisan menjadi tipis serta tingkat penguapan meningkat.

Minyak tidak dapat larut di dalam air, melainkan akan mengapung di atas permukaan air, bahan buangan cairan berminyak yang di buang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Kalau bahan buangan cairan berminyak mengandung senyawa yang volatile maka akan terjadi penguapan dan luar permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan luas permukaan ini tergantung pada jenis minyaknya dan waktu lapisan minyak yang menutupi permukaan air dapat juga terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, namun memerlukan waktu yang cukup lama.

Lapisan minyak di permukaan air lingkungan akan mengganggu kehidupan organisme dalam air. Hal ini disebabkan oleh Lapisan minyak pada permukaan air akan menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air sehingga jumlah oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang. Kandungan oksigen yang menurun akan mengganggu kehidupan hewan air. Adanya lapisan minyak pada permukaan air juga akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air sehingga fotosintesis oleh tanaman air tidak dapat berlangsung. Akibatnya, oksigen yang seharusnya dihasilkan pada proses fotosintesis tersebut tidak terjadi. Kandungan oksigen dalam air jadi semakin menurun. Tidak hanya hewan air saja yang terganggu akibat adanya lapisan minyak pada permukaan air tersebut, tetapi burung air pun ikut terganggu karena bulunya jadi lengket, tidak bisa mengembang lagi terkena minyak.

Selain dari pada itu, air yang telah tercemar oleh minyak juga tidak dapat dikonsumsi oleh manusia karena seringkali dalam cairan yang berminyak terdapat juga zat-zat yang beracun, seperti senyawa benzene, senyawa toluene dan lain sebagainya.

Pencemaran Air karena Limbah Industri Tahu

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Akibat dari proses kegiatan manusia yang menyebabkan kondisi sumber daya air yang ada akan semakin menurun kualitas maupun kuantitasnya. Pengelolaan suatu industri dan pembuangan limbah yang tidak di lakukan dengan benar akan berpengaruh terhadap kualitas sumber daya air yang ada di sekitarnya.
Tahu merupakan makanan yang digemari masyarakat, baik masyarakat kalangan bawah hingga atas. Keberadaannya sudah lama diakui sebagai makanan yang sehat, bergizi dan harganya murah. Hampir ditiap kota di Indonesia dijumpai industri tahu. umumnya industri tahu termasuk ke dalam industri kecil yang dikelola oleh rakyat  Pada saat ini sebagian besar industri tahu masih merupakan industri kecil skala rumah tangga yang tidak dilengkapi dengan unit pengolah air limbah, sedangkan industri tahu yang dikelola koperasi beberapa diantaranya telah memiliki unit pengolah limbah. Unit pengolah limbah yang ada umumnya menggunakan sistem anaerobik dengan efisiensi pengolahan 60-90%. Dengan sistem pengolah limbah yang ada, maka limbah yang dibuang ke peraian kadar zat organiknya (BOD) masih terlampau tinggi yakni sekitar 400 – 1 400 mg/l. Untuk itu perlu dilakukan proses pengolahan lanjut agar kandungan zat organik di dalan air limbah memenuhi standar air buangan yang boleh dibuang ke saluran umum. Industri tahu dan tempe mengandung banyak bahan organik dan padatan terlarut. Untuk memproduksi 1 ton tahu atau tempe dihasilkan limbah sebanyak 3.000 – 5.000 Liter. Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu.
Pada umumnya penanganan limbah cair dari industri ini cukup ditangani dengan system bilogis, hal ini karena polutannya merupakan bahan organic seperti karbohidrat, vitamin, protein sehingga akan dapat didegradasi oleh pengolahan secara biologis. Tujuan dasar pengolahan limbah cair adalah untuk menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut, kadang-kadang juga untuk penyisihan unsur hara (nutrien) berupa nitrogen dan fosfor
Pabrik Tahu seringkali belum ditangani secara baik sehingga menimbulkan dampak terhadap lingkungan.Salah satunya dampak limbah-bau limbah cair dan padat. Limbah tahu mengandung protein tinggi sehingga konsekuensinya menimbulkan gas buang berupa Amoniak/ Nitrogen dan Sulfur yang tidak sedap dan mengganggu kesehatan. Sampai saat ini resiko bau ini masih belum ada jalan keluarnya sedangkan di sisi lainnya produk tahu sudah merupakan makanan Favorit yang hampir harus selalu ada dalam konsumsi masyarakat kecil sampai dengan masyarakat golongan atas. Dampak negatif yang ditimbulkan pabrik tahu ini mengancam keberlangsungan usaha dan lebih lanjut terhadap ketersediaan tahu bagi masyarakat, karena terancam tutup / dilarang operasi. Jalan lain yang dapat dilakukan biasanya dengan menalakukan relokasi pabrik yang bertakibat pada meningkatnya biaya produksi dan harga tahu.
Limbah industri tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu maupun pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.
Dalam proses pembuatan tahu menghasilkan dua jenis limbah, yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat atau yang sering kita sebut ampas tahu dapat diolah kembali menjadi oncom atau dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak, seperti ayam, bebek, sapi, kambing dan sebagainya.

Pencemaran air adalah pencemaran yang disebabkan oleh masuknya partikel-partikel ke dalam air sehingga mempengaruhi pH normal pada air.
1.     Penyebab-penyebab pencemaran air di sekitar pabrik tahu tersebut antara lain:
Penyebab Utama :
·         Limbah dari bekas air pencucian bahan baku pembuatan tahu
·         Limbah cair dari proses pengolahan bahan baku ( kedelai, dll)
·         Limbah padat berupa ampas dari pengolahn tahu.
Penyebab lain :
·         Limbah dari rumah tangga (bekas cucian piring, cucian baju, dll) di sekitar pabrik
·         Air bekas untuk memandikan ternak yang berada di sekitar lokasi observasi.
·         Banyak warga yang membuang sampah rumah tangga ke sungai.

2.     Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran air di sekitar pabrik tersebut antara lain :
·         Keadaan air sungai menjadi kotor dan keruh.
·         Menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu pernapasan warga di sekitarnya.
·         Banyak biota sungai yang mati
·         Air di sungai tempat pembuangan limbah menjadi tergenang akibat sampah.
·         Warga yang mempergunakan air, banyak yang terkena penyakit gatal-gatal dan diare.
·         Merusak pemandangan / mengurangi nilai keindahan.
·         Mencemari sumur warga.

kesimpulan : Setiap proses dari kegiatan manusi harus nya memikirkan dampak yang terjadi, jangan hanya memikirkan keuntungan nya yang dapat merusak kesejahteraan dan merugikan orang lain.